Nah para pembaca
bloger , kali ini saya akan sekedar corat coret tentang kegagalan dan
keberhasilan seseorang ..
Masih ingat kah kalian bahwa kegagalan adalah
keberhasilan yang tertunda ? .. Yap , kegagalan adalah keberhasilan yang
tertunda sementara. Selama kita terus
menelateni , giat , berusaha tanpa memperdulikan kegagalan lagi , kegagalan
tersebut hanya akan bersifat sementara dan Insya Allah tidak akan permanen nih
Guys .. Nah , Banyak orang-orang (yang malas) berkata begini “ yang memengaruhi
kegagalan atau tidaknya seseorang itu ialah takdir “ . perkataan tersebut tidak
sepenuhnya salah . Memang benar yang memengaruhi seseorang itu ialah takdir ..
Eits , tapi jangan karena takdir kita jadi bermalas-malasan . Kita harus terus
berusaha dan berusaha untuk memotivasi diri sendiri untuk terus maju ..
Ada contoh fiksi dan
nyatanya loh , kalian masih ingat gak cerita tentang sikura-kura yang larinya
pelan dan sikelinci yang larinya cepat lomba lari. Itu memang takdir tapi
sikura-kura tetap optimis untuk menang entah hasilnya kalah ataupun sebaliknya
, sementara sikelinci meremehkan sikura kura
dan ditengah lomba malah enak-enakan tidur . Alhasil sikura-kura yang
menang dilomba itu dan sikelinci menyesal diakhir lomba tsb . Nah, Itu contoh
fiksinya .. Sementara contoh nyatanya juga ada loh guys , begini cerita dari
orang yang tidak pernah menyerah tersebut
. Dia menurut saya tokoh yang memotivasi saya untuk terus maju tanpa
kenal menyerah . Dia adalah salah satu aktor yang memulai kariernya dari bawah.
Sejak kecil ia sudah memiliki banyak cobaan. Saat lahir ia harus menggunakan
alat bantu yang mengakibatkan kerusakan saraf pada sekitar mulutnya, termasuk
dagu, lidah, dan rahang yang mengkibatkan bicaranya tak jelas.
Tak hanya itu, saat umur sembilan tahun orang tuanya juga berpisah. Dia lebih banyak diasuh oleh ibunya yang mengelola pusat kebugaran wanita. Sedangkan ayahnya yang jadi perias membuka sekolah khusus untuk perias.
Dia sempat mengenyam pendidikan di Charlotte Hall Military Academy dan Miami Dade College, sebelum terjun ke dunia akting. Yang menarik, debut pertamanya berakting adalah ketika membintangi kisah The Party at Kitty and Stud's (1970). Kisah ini adalah sebuah tayangan dewasa. Saat itu ia dibayar US$ 200.
Namun kemudian menjelaskan bahwa saat itu ia sangat membutuhkan uang. Ia sempat hidup menggelandang setelah kehilangan apartemennya. Ia pernah tidur di dalam bus milik pemerintah selama tiga minggu karena tak punya tempat tinggal. "Saat itu pilihannya antara bermain di film itu atau merampok orang lain," ujarnya.
Namun Dia tidak putus asa. Berkali-kali ia sempat mengikuti audisi, meskipun gagal. Suatu kali pada tahun 1975, ia menyaksikan pertandingan tinju antara Mohammad Ali dan Chuck Wepner. Setelah menyaksikan pertandingan itu ia pulang ke rumah. Tiga hari kemudian selama 20 jam ia menulis cerita tentang petinju bernama Rocky. Setelah selesai, ia berusaha menjual cerita itu, termasuk menawarkan dirinya untuk jadi pemain utama.
Adalah Robert Chartoff dan Irwin Winkler, produser yang tertarik dengan cerita itu. Dia ditawarkan uang jumlah besar agar ia mau menyerahkan orang lain bermain dalam film itu. Namun Dia memilih mendapatkan sedikit uang dibanding menyerahkan peran itu pada aktor lain.
Hasilnya, Rocky mendapat sambutan luar biasa. Rocky masuk nominasi pada sepuluh kategori di ajang Academy Awards, termasuk Film Terbaik. Dan akhirnya film itu mendapatkan Oscar untuk film terbaik, sutradara terbaik, dan editing terbaik.
Sukses dengan Rocky, Dia kemudian memulai debutnya sebagai sutradara dan bermain dalam film Paradise Alley. Kisahnya tentang drama keluarga tiga pria yang coba menekuni dunia gulat. Di tahun yang sama ia juga bermain dalam film F.I.S.T.
Pada tahun 1979 ia menulis, menyutradarai, dan membintangi, sekuel kisah yang membuat dirinya terkenal, Rocky II. Pada 1982, ia kembali menelurkan kisah yang membuatnya terkenal, Rambo, First Blood. Rambo adalah mantan prajurit Baret Hijau yang saat kembali ke negaranya tidak mendapat perlakuan baik. Hingga akhirnya ia membuat onar, dan disangka sebagai penjahat.
Sebagai film aksi, First Blood mendapat kritikan bagus dan sukses di pasaran. Tiga tahun kemudian Dia mengadirkan sekuelnya, First Blood II. Sebenarnya saat menggarap First Blood, Stallone juga menggarap Rocky III, dan ketika menggarap First Blood II, juga mengerjakan Rocky IV.
Sekitar tahun 1985, ia juga menerima tawaran untuk bermain dalam film remake karya James Cagney, Angels With Dirty Faces. Ia juga bermain dalam film Cobra (1986) bersama Kurt Russel. Film ini pun meraih sukses, dengan mendapat US$ 160 juta.
Pada era, 90-an hingga 2000, Dia pun bermain dalam genre yang beragam. Tahun 1993, ia bermain dalam salah satu judul yang hits, Cliffhanger. Ia juga bermain dalam Demolition Man, dan The Specialist.
Belakangan, Dia menggarap kisah-kisah fenomenalnya, seperti Rambo dan Rocky Balboa. Ia juga mengumpulkan sejumlah bintang aksi dalam The Expendables.
Tak hanya di kariernya, pada kehidupan pribadinya, Dia juga harus jatuh bangun. Ia menikah dengan Sasha Czack pada usia 28 dan memiliki dua anak. Salah satu anaknya menderita autisme. Hingga akhirnya mereka bercerai pada 1985. Ia kemudian menikah dengan model dan aktris Brigitte Nielsen dan dua tahun kemudian bercerai. Pada tahun 1997 ia menikahi Jennifer Flavin, dan memiliki tiga putri.
Meski dalam karier dan kehidupannya, ia harus jatuh bangun, namun dia bisa membuktikan eksistensi dirinya. Bahkan ia mampu menciptakan penggemar sejatinya di seluruh dunia . Yap dia adalah Sylvester “Gardenzio” Stallone hehe kalian pasti udah pada tau kan ?.
Tak hanya itu, saat umur sembilan tahun orang tuanya juga berpisah. Dia lebih banyak diasuh oleh ibunya yang mengelola pusat kebugaran wanita. Sedangkan ayahnya yang jadi perias membuka sekolah khusus untuk perias.
Dia sempat mengenyam pendidikan di Charlotte Hall Military Academy dan Miami Dade College, sebelum terjun ke dunia akting. Yang menarik, debut pertamanya berakting adalah ketika membintangi kisah The Party at Kitty and Stud's (1970). Kisah ini adalah sebuah tayangan dewasa. Saat itu ia dibayar US$ 200.
Namun kemudian menjelaskan bahwa saat itu ia sangat membutuhkan uang. Ia sempat hidup menggelandang setelah kehilangan apartemennya. Ia pernah tidur di dalam bus milik pemerintah selama tiga minggu karena tak punya tempat tinggal. "Saat itu pilihannya antara bermain di film itu atau merampok orang lain," ujarnya.
Namun Dia tidak putus asa. Berkali-kali ia sempat mengikuti audisi, meskipun gagal. Suatu kali pada tahun 1975, ia menyaksikan pertandingan tinju antara Mohammad Ali dan Chuck Wepner. Setelah menyaksikan pertandingan itu ia pulang ke rumah. Tiga hari kemudian selama 20 jam ia menulis cerita tentang petinju bernama Rocky. Setelah selesai, ia berusaha menjual cerita itu, termasuk menawarkan dirinya untuk jadi pemain utama.
Adalah Robert Chartoff dan Irwin Winkler, produser yang tertarik dengan cerita itu. Dia ditawarkan uang jumlah besar agar ia mau menyerahkan orang lain bermain dalam film itu. Namun Dia memilih mendapatkan sedikit uang dibanding menyerahkan peran itu pada aktor lain.
Hasilnya, Rocky mendapat sambutan luar biasa. Rocky masuk nominasi pada sepuluh kategori di ajang Academy Awards, termasuk Film Terbaik. Dan akhirnya film itu mendapatkan Oscar untuk film terbaik, sutradara terbaik, dan editing terbaik.
Sukses dengan Rocky, Dia kemudian memulai debutnya sebagai sutradara dan bermain dalam film Paradise Alley. Kisahnya tentang drama keluarga tiga pria yang coba menekuni dunia gulat. Di tahun yang sama ia juga bermain dalam film F.I.S.T.
Pada tahun 1979 ia menulis, menyutradarai, dan membintangi, sekuel kisah yang membuat dirinya terkenal, Rocky II. Pada 1982, ia kembali menelurkan kisah yang membuatnya terkenal, Rambo, First Blood. Rambo adalah mantan prajurit Baret Hijau yang saat kembali ke negaranya tidak mendapat perlakuan baik. Hingga akhirnya ia membuat onar, dan disangka sebagai penjahat.
Sebagai film aksi, First Blood mendapat kritikan bagus dan sukses di pasaran. Tiga tahun kemudian Dia mengadirkan sekuelnya, First Blood II. Sebenarnya saat menggarap First Blood, Stallone juga menggarap Rocky III, dan ketika menggarap First Blood II, juga mengerjakan Rocky IV.
Sekitar tahun 1985, ia juga menerima tawaran untuk bermain dalam film remake karya James Cagney, Angels With Dirty Faces. Ia juga bermain dalam film Cobra (1986) bersama Kurt Russel. Film ini pun meraih sukses, dengan mendapat US$ 160 juta.
Pada era, 90-an hingga 2000, Dia pun bermain dalam genre yang beragam. Tahun 1993, ia bermain dalam salah satu judul yang hits, Cliffhanger. Ia juga bermain dalam Demolition Man, dan The Specialist.
Belakangan, Dia menggarap kisah-kisah fenomenalnya, seperti Rambo dan Rocky Balboa. Ia juga mengumpulkan sejumlah bintang aksi dalam The Expendables.
Tak hanya di kariernya, pada kehidupan pribadinya, Dia juga harus jatuh bangun. Ia menikah dengan Sasha Czack pada usia 28 dan memiliki dua anak. Salah satu anaknya menderita autisme. Hingga akhirnya mereka bercerai pada 1985. Ia kemudian menikah dengan model dan aktris Brigitte Nielsen dan dua tahun kemudian bercerai. Pada tahun 1997 ia menikahi Jennifer Flavin, dan memiliki tiga putri.
Meski dalam karier dan kehidupannya, ia harus jatuh bangun, namun dia bisa membuktikan eksistensi dirinya. Bahkan ia mampu menciptakan penggemar sejatinya di seluruh dunia . Yap dia adalah Sylvester “Gardenzio” Stallone hehe kalian pasti udah pada tau kan ?.
Memang kesuksesan atau keberhasilan seseorang bersdasarkan takdir masing-masing
, tapi kebanyakan seorang yang sukses dan berhasil itu ialah orang yang tidak
pernah menyerah untuk mencapai kesuksesan itu sendiri . Dan walaupun dia gagal
orang yang nantinya akan sukses akan terus maju dan maju juga akan
mempertimbangkan kegagalan yang sebelumnya untuk bahan referensi kedepannya
agar tidak jatuh dilubang yang sama ..
Begitulah
corat-coret kali ini dari saya , terimakasih sudah membaca hehe :D . Semoga
menjadi motivasi dan bahan referensi kalian semua untuk terus maju dan maju ..
;)