Kamis, 20 Juni 2013

Tiki Taka

Spanish broadcaster Andrés Montes is generally regarded as the person who created and popularized the term tiki-taka in his comments on television on channel LaSexta the 2006 FIFA World Cup, although the term itself is often used in everyday conversation in Spanish football and was probably triggered by Javier Clemente.Dalam immediate comment on the Spanish match against Tunisia, Montes used the term to describe the tiki-taka Spanish style bait precise and elegant. He said, "Estamos tocando tiki tiki-taka-taka. Term is likely an onomatopoeia, referring to the short bait quickly between players or can be derived from juggling toy called tiki-taka in Spanish.Nonetheless, over the years, the Colombian national team games described as "toque-toque" by many commentators in Colombia, a term similar to "tap-tap". The term was coined by William Vinasco when Francisco Maturana develop games based on the style forward Carlos Valderrama which directly returns the ball on the first touch to play their colleagues who developed the pattern of triangulation and highly dependent on the dead side defense game, a style that gives Colombian team tersuksesnya throughout history. Valderrama is famous for his ability to steal the ball under pressure. The term is very famous and well known among football commentators before Montes spawned its own version of the name for the kind of tactics that sama.Vinasco also regarded as the creator of the phrase "mucho toque-toque aquello y de nada" ("nothing other than a lot of touch" ) when the Colombian national team failed spectacularly in the 1994 World Cup having previously entered the competition with no terkelahkan.Celebration of the Spanish national team after winning the European Cup in 2008, which successfully obtained with tiki-taka style of play. This degree was followed by the 2010 World Cup and Euro 2012.According to many people, what is the basis of a tick-taka style of play which popularized and applied by Johan Cruyff as manager during Barcelona in 1988 hngga 1996. This style continued to be developed under another Dutchman, Louis van Gaal and Frank Rijkaard and was then adopted by the La Liga teams such as Villarreal CF under coach Manuel Pellegrini and Juan Carlos Garrido.Barcelona tiki-taka tradition menghasilan greater success in the future manager Josep Guardiola in 2008 until 2012, and the system is well known for the production of next-generation players are often smallish but very technically gifted, such as Xavi Hernandez, Andrés Iniesta, Cesc Fàbregas, and Lionel Messi, they are considered as players with touch, vision and remarkable ability to feed, as well as excellent in keeping control of the ball.Raphael Honigstein describes the tiki-taka played by the Spanish national team at the 2010 FIFA World Cup as "a radical style that developed in just four years," following the decision of Spain in 2006 that "they are not physically strong enough and tough to beat opponent, instead they want to focus on the ball.

Penyiar asal Spanyol Andrés Montes secara umum dianggap sebagai orang yang menciptakan dan mempopulerkan istilah tiki-taka dalam komentarnya di televisi di saluran LaSexta pada Piala Dunia FIFA 2006, meskipun istilah ini sendiri sudah sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dalam sepak bola Spanyol dan mungkin dicetuskan oleh Javier Clemente.Dalam komentar langsungnya pada pertandingan Spanyol melawan Tunisia, Montes menggunakan istilah tiki-taka untuk menggambarkan gaya umpan Spanyol yang presisi dan elegan. Dia menyebutkan, "Estamos tocando tiki-taka tiki-taka. Istilah ini kemungkinan merupakan onomatopoeia,merujuk pada umpan umpan pendek cepat antarpemain atau dapat pula berasal dari mainan juggling yang disebut tiki-taka di Spanyol.

Meskipun demikian, selama bertahun-tahun, permainan tim nasional Kolombia digambarkan sebagai "toque-toque" oleh banyak komentator di Kolombia, sebuah istilah yang mirip dengan "sentuh-sentuh". Istilah ini dicetuskan oleh William Vinasco ketika Francisco Maturana mengembangkan permainan yang berpusat pada gaya pemain depan Carlos Valderrama yang langsung mengembalikan bola pada sentuhan pertama kepada rekan main mereka yang maju dengan pola triangulasi dan amat bergantung pada permainan pertahanan sisi mati, sebuah gaya yang memberi Kolombia tim tersuksesnya sepanjang sejarah. Valderrama terkenal karena kemampuannya merebut bola dalam tekanan. Istilah ini amat terkenal dan banyak diketahui di kalangan komentator sepak bola sebelum Montes mencetuskan nama versinya sendiri untuk jenis taktik yang sama.Vinasco juga dianggap sebagai pencipta frasa "mucho toque-toque y de aquello nada" ("tak ada yang lain selain banyak sentuhan") ketika tim nasional Kolombia gagal secara spektakuler pada Piala Dunia 1994 setelah sebelumnya memasuki kompetisi dengan tanpa terkelahkan.
Perayaan tim nasional Spanyol setelah menjuarai Piala Eropa 2008, yang berhasil diperoleh dengan gaya permainan tiki-taka. Gelar ini kemudian diikuti oleh Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012.

Menurut banyak pihak, apa yang menjadi dasar tik-taka merupakan gaya bermain yang dipopulerkan dan diterapkan oleh Johan Cruyff semasa menjadi manajer Barcelona pada tahun 1988 hngga 1996. Gaya ini terus dikembangkan di bawah pelatih asal Belanda lainnya, Louis van Gaal dan Frank Rijkaard dan kemudian diadopsi oleh tim-tim La Liga lainnya seperti Villarreal CF di bawah pelatih Manuel Pellegrini dan Juan Carlos Garrido.

Tradisi tiki-taka Barcelona menghasilan kesuksesan yang lebih besar pada masa manajer Josep Guardiola pada tahun 2008 hingga 2012, dan sistem ini terkenal dengan dihasilkannya generasi pemain yang seringkali bertubuh kecil namun secara teknik amat berbakat, misalnya Xavi Hernandez, Andrés Iniesta, Cesc Fàbregas, dan Lionel Messi; mereka dianggap sebagai pemain dengan sentuhan, visi dan kemampuan umpan yang luar biasa, serta sangat baik dalam menjaga penguasaan bola.

Raphael Honigstein menggambarkan tiki-taka yang dimainkan oleh tim nasional Spanyol pada Piala Dunia FIFA 2010 sebagai "sebuah gaya yang radikal yang berkembang hanya dalam waktu empat tahun," menyusul keputusan Spanyol pada tahun 2006 bahwa "mereka secara fisik tidak cukup kuat dan tangguh untuk mengalahkan lawan, sebagai gantinya mereka ingin berkonsentrasi untuk menguasai bola.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar