Jumat, 05 Juli 2013

Sphinx




A sphinx (Greek: Σφίγξ /sphinx, Bœotian: Φίξ /Phix) is a mythical creature with, as a minimum, the body of a lion and a human head.
In Greek tradition, it has the haunches of a lion, the wings of a great bird, and the face of a woman. She is mythicised as treacherous and merciless. Those who cannot answer her riddle suffer a fate typical in such mythological stories, as they are killed and eaten by this ravenous monster. Unlike the Greek sphinx which was a woman, the Egyptian sphinx is typically shown as a man (an androsphinx). In addition, the Egyptian sphinx was viewed as benevolent in contrast to the malevolent Greek version and was thought of as a guardian often flanking the entrances to temples.
In European decorative art, the sphinx enjoyed a major revival during the Renaissance. Later, the sphinx image, something very similar to the original Ancient Egyptian concept, was exported into many other cultures, albeit often interpreted quite differently due to translations of descriptions of the originals and the evolution of the concept in relation to other cultural traditions.
Generally the role of sphinxes is associated with architectural structures such as royal tombs or religious temples. The oldest known sphinx was found near Gobekli Tepe at another site, Nevali Çori, or possibly 120 miles to the east at Kortik Tepe, Turkey, and was dated to 9,500 BC.


Oedipus and the Sphinx

In Greek mythology, the Sphinx is the son of Echidna, a nymph that is headed monster snake-bodied, with Typhon, the monster who can blow a lot of fire and has a lot of heads. Sphinx has a woman's head, lion's body and a serpent tail. In Greek mythology, he was a beast guarding the gates of Thebes. According to the story, Laius, king of Thebes, was warned by an oracle that he would be killed by his own son when he was an adult. The king then entrusted his son to a shepherd who commanded to kill the baby. However, he did not have the heart to kill the baby so the baby's legs hang it in a tree and then abandoned. Not long after the baby is discovered men called Polybus king of Corinth, who with his wife Merope and adopt the baby and named him Oedipus.
When Oedipus grew up in Delphi, a fortune-teller reading the future and said that Oedipus would kill his father and marry his biological mother. Not accept that fate, he left Corinth and his adoptive parents, who he thought was his biological parents, fearing the prophecy of the oracle. On the trip, the group met with the king Oedipus Laius where they insist it will not budge and eventually hostile. He also killed Laius and his men so that the prediction that Oedipus killed his biological father come true. Oedipus was up in the city of Thebes, who was being attacked by a monster called the Sphinx. Monster is sitting at the top of a large rock and stop any newcomers who want to bypass the road. The Sphinx will give you a puzzle, where if people passing by can not answer, then he would be torn to pieces and eaten.
When Oedipus passed, no one has succeeded in solving the Sphinx riddle, namely "What animal has four legs in the morning, day two-legged, three-legged and evening?". Oedipus replied, "Man, who in childhood crawled with two arms and two legs, when adults walk upright on two legs, and when parents helped with a stick". Kerana angry sphinx riddle missed then dropped from a cliff and died.
Society is very grateful for the services of Thebes Oedipus, the king appointed him and marry him with the queen Jocasta, who is actually the biological mother of Oedipus. The truth was finally revealed when Thebes of epidemic and famine. An astrologer called to scan the fate of the country, but he instead reveal the identity of Oedipus. This makes Jocasta committed suicide while depressed and overwhelmed Oedipus gouged out his own eyes. He then fled from Thebes.





Sphinx in Egyptian Mythology

Contrast with Greek mythology which describes the Sphinx as being evil and greedy, Egyptian mythology put a lot of honor and pride on the Sphinx. Nation of ancient Egyptian Sphinx considered as powerful beings who guard the temple, palaces, pyramids, and the secrets therein. Egyptian sphinx has a lion's body and a human head. In some monument built at the end of the era of ancient Egypt, the Sphinx has the head of the pharaoh. One of the most famous sculptures and still exists today is the Sphinx of Giza, the keeper of the pyramid Kafre.


The Other Sphinx

Sphinx also many myths and legends have sprung up in Asian countries. Most of the women described as having the head and body of a lion, but it has wings and tail. In India, the Sphinx has Purushamriga name in Sanskrit means "man beast". Existence is still revered and trusted that Purushamriga take sin and the nature of human evil. While in Sri Lanka there is a Sphinx-like creature named Narashima that (in Buddhism) believed to be the guardian of the north. In Burma there is a creature nicknamed Manussiha, which he believed was created by Buddhist monks to protect new babies born.


Sebuah sphinx (Yunani: Σφίγξ / sphinx, Boeotian: Φίξ / phix) adalah makhluk mitos dengan, minimal, tubuh singa dan kepala manusia.
Dalam tradisi Yunani, memiliki paha seekor singa, sayap seekor burung besar, dan wajah seorang wanita. Dia mythicised sebagai berbahaya dan tanpa ampun. Mereka yang tidak bisa menjawab teka-teki nya mengalami nasib yang khas dalam cerita-cerita mitos tersebut, karena mereka dibunuh dan dimakan oleh rakasa ini rakus. Berbeda dengan sphinx Yunani yang seorang wanita, sphinx Mesir biasanya digambarkan sebagai seorang pria (yang androsphinx). Selain itu, sphinx Mesir dipandang sebagai dermawan kontras dengan versi Yunani jahat dan dianggap sebagai wali sering mengapit pintu masuk ke kuil.
Dalam seni dekoratif Eropa, sphinx menikmati kebangkitan besar selama Renaissance. Kemudian, gambar sphinx, sesuatu yang sangat mirip dengan konsep Mesir Kuno asli, diekspor ke banyak budaya lain, meskipun sering diartikan cukup berbeda karena terjemahan deskripsi dari aslinya dan evolusi konsep dalam kaitannya dengan tradisi budaya lainnya.
Umumnya peran sphinx dikaitkan dengan struktur arsitektur seperti makam kerajaan atau kuil agama. Yang tertua sphinx ditemukan di dekat Gobekli Tepe di situs lain, Nevali Cori, atau mungkin 120 mil ke timur di Kortik Tepe, Turki, dan tanggal untuk 9.500 SM.



Oedipus dan Sphinx

Dalam mitologi Yunani, Sphinx merupakan anak dari Echidna, yakni monster berkepala seorang nymph yang bertubuh ular, dengan Typhon, sang monster yang bisa menghembuskan banyak api dan memiliki banyak kepala. Sphinx memiliki kepala wanita, bertubuh singa dan berekor ular. Dalam mitologi Yunani, ia menjadi makhluk buas yang menjaga gerbang Thebes. Menurut cerita, Laius, sang raja Thebes, diperingatkan oleh seorang oracle bahwa ia akan dibunuh oleh anaknya sendiri saat ia dewasa. Sang raja lalu menitipkan putranya pada seorang gembala yang dititahkan untuk membunuh si bayi. Namun, ia tidak tega membunuh bayi tersebut sehingga ia menggantungkan kaki si bayi di pohon kemudian ditinggalkan. Tidak lama kemudian bayi tersebut ditemukan anak buah raja Corinth yang bernama Polybus, yang dan bersama istrinya Merope mengadopsi sang bayi lalu menamainya Oedipus.
Ketika Oedipus beranjak dewasa di Delphi, seorang peramal membaca masa depannya dan berkata bahwa Oedipus akan membunuh ayahnya sendiri dan menikahi ibu kandungnya. Tidak menerima takdir itu, ia pun meninggalkan Corinth dan kedua orang tua angkatnya, yang ia kira adalah orang tua kandungnya, karena takut akan ramalan sang oracle. Di perjalanan, Oedipus berpapasan dengan rombongan raja Laius dimana keduanya bersikeras tidak mau mengalah sehingga akhirnya berseteru. Ia pun membunuh Laius beserta anak buahnya sehingga ramalan bahwa Oedipus membunuh ayah kandungnya menjadi kenyataan. Oedipus pun sampai di kota Thebes, yang saat itu tengah diserang oleh sesosok monster yang dijuluki Sphinx. Monster tersebut berdiam diri di atas sebuah batu besar dan menghentikan setiap pendatang yang hendak melewati jalan tersebut. Sang Sphinx akan memberikan teka-teki, dimana jika orang yang lewat tidak dapat menjawabnya, maka ia akan diterkam dan dimakan.
Ketika Oedipus lewat, belum ada yang berhasil memecahkan teka-teki Sphinx, yakni “Hewan apa yang di pagi hari berkaki empat, siang hari berkaki dua, dan malam hari berkaki tiga?”. Oedipus pun menjawab, “Manusia, yang di masa kecilnya merangkak dengan dua tangan dan dua kaki, ketika dewasa berjalan tegak dengan dua kaki, dan ketika tua dibantu dengan sebuah tongkat”. Sphinx yang marah kerana teka-tekinya terjawab lalu menjatuhkan diri dari jurang dan tewas.
Masyarakat Thebes sangat bersyukur atas jasa Oedipus, lalu mengangkatnya menjadi raja dan menikahkan dirinya dengan ratu Jocasta, yang sebenarnya ibu kandung dari Oedipus. Kebenaran akhirnya terkuak ketika Thebes terkena wabah penyakit dan kelaparan. Seorang peramal dipanggil untuk memindai nasib negara, tetapi ia justru menguak identitas Oedipus. Hal ini membuat Jocasta bunuh diri, sementara Oedipus diliputi depresi dan mencungkil matanya sendiri. Ia kemudian melarikan diri dari Thebes.





Sphinx in Egyptian Mythology

Kontras dengan mitologi Yunani yang menggambarkan Sphinx sebagai makhluk yang jahat dan serakah, mitologi Mesir menaruh banyak kehormatan dan kebanggaan pada Sphinx. Bangsa mesir kuno menganggap Sphinx sebagai makhluk kuat yang menjaga kuil, istana, piramid, serta rahasia-rahasia yang ada di dalamnya. Sphinx Mesir memiliki kepala manusia dan tubuh singa. Di beberapa monumen yang dibangun di akhir era Mesir kuno, Sphinx memiliki kepala pharaoh. Salah satu patung paling terkenal dan masih ada hingga saat ini adalah Sphinx Giza, penjaga dari piramid Kafre.


The Other Sphinx

Sphinx juga banyak bermunculan dalam mitos atau legenda negara-negara Asia. Sebagian besar digambarkan memiliki kepala wanita dan tubuh singa, tetapi dilengkapi sayap dan ekor. Di India, Sphinx memiliki nama Purushamriga yang dalam bahasa Sansekerta berarti “manusia hewan buas”. Keberadaannya masih dipuja dan dipercaya bahwa Purushamriga mengambil dosa dan sifat jahat manusia. Sementara di Srilanka terdapat makhluk mirip Sphinx bernama Narashima yang (dalam Buddhisme) dipercaya sebagai guardian dari arah utara. Di Burma terdapat makhluk berjuluk Manussiha, dimana ia dipercaya diciptakan oleh para bhikku Buddha untuk melindungi bayi-bayi yang baru lahir.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar